Oleh : Anto
Apakah kalian mengetahui tentang ini....? Saat itu, dari balik sebuah jendela mobil usang, wajahnya tersembul, bila ditatap lekat-lekat wajah mungil nan polos tak berdosa, akan nampak sejuta makna tersirat dari wajahnya yang memelas penuh iba, terlihat derita yang amat dalam tergambar jelas diwajah mungilnya. Saat lain terlihat seorang ibu tanpa daya namun dengan sekuat tenaga terus berusaha mencoba menghalangi si jagal mengambil anaknya yang baru berusia 12 tahunan itu. Hee laknatullah!!! lepaskanlah anakku!!!...lepaskanlah anakku!!!...lepaskanlah anakku!!! namun bocah kecil yang diliputi ketakutan itu tetap diseret-seret dengan kasar dan tanpa ampun oleh si jagal, entah karena salah apa sang anak tersebut. Di saat lain terllihat kakek renta penuh kepiluan menangis tertahan sampai kering air mata mengalir dari kelopak matanya, mungkin itulah duka kesekian puluh kali yang membuatnya mencucurkan air mata. begitu lengkap sudah derita saudaraku tanpa tahu bagaimana dan siapa yang kan peduli dengan jerit tangis dan rintihan deritanya yang telah begitu lama terluka dan tak terobati.
Hati siapakah yang takkan terasa pedih, dan siapakah yang tidak geram bahkan siapakah yang tak menitikkan air mata dan kuasa membendungnya bila melihat dan mendengar kisahnya. Namun disaat lain, saat sebagian yang lain penuh dalam ketidakberdayaannya, secercah jiwa-jiwa firdausy membara mencoba tuk tetap bertahan demi menjaga harga diri, ummat dan agamanya. Mencoba membebaskan dari belenggu penindasan, teror, dan kedzoliman. Dalam kalbunnya tersadar betul bagaimana semestinya bertindak maka ia lakukan apa yang ia bisa, ia lakukan apa yang ia mampu lakukan apapun telah ia korbankan, demi izzah dienullah rela ia pertaruhkan jiwa dan raganya untuk sebuah kemuliaan sampai ajal menjemput kesyahidan. semangatnya yang menggelora mengalahkan kelelahan fisik, meski tubuh berbalut luka, meski ia berjalan tertatih namun dia berusaha tegar dan bangkit, tangannya yang terluka berlumuran darah itu tetap kokoh mencengkeram batu-batu yang siap dilemparkan untuk membunuh kesombongan dan keangkuhan sang Makar Durjana.
Apakah kalian mengetahui tentang ini....? Saat itu, dari balik sebuah jendela mobil usang, wajahnya tersembul, bila ditatap lekat-lekat wajah mungil nan polos tak berdosa, akan nampak sejuta makna tersirat dari wajahnya yang memelas penuh iba, terlihat derita yang amat dalam tergambar jelas diwajah mungilnya. Saat lain terlihat seorang ibu tanpa daya namun dengan sekuat tenaga terus berusaha mencoba menghalangi si jagal mengambil anaknya yang baru berusia 12 tahunan itu. Hee laknatullah!!! lepaskanlah anakku!!!...lepaskanlah anakku!!!...lepaskanlah anakku!!! namun bocah kecil yang diliputi ketakutan itu tetap diseret-seret dengan kasar dan tanpa ampun oleh si jagal, entah karena salah apa sang anak tersebut. Di saat lain terllihat kakek renta penuh kepiluan menangis tertahan sampai kering air mata mengalir dari kelopak matanya, mungkin itulah duka kesekian puluh kali yang membuatnya mencucurkan air mata. begitu lengkap sudah derita saudaraku tanpa tahu bagaimana dan siapa yang kan peduli dengan jerit tangis dan rintihan deritanya yang telah begitu lama terluka dan tak terobati.
Hati siapakah yang takkan terasa pedih, dan siapakah yang tidak geram bahkan siapakah yang tak menitikkan air mata dan kuasa membendungnya bila melihat dan mendengar kisahnya. Namun disaat lain, saat sebagian yang lain penuh dalam ketidakberdayaannya, secercah jiwa-jiwa firdausy membara mencoba tuk tetap bertahan demi menjaga harga diri, ummat dan agamanya. Mencoba membebaskan dari belenggu penindasan, teror, dan kedzoliman. Dalam kalbunnya tersadar betul bagaimana semestinya bertindak maka ia lakukan apa yang ia bisa, ia lakukan apa yang ia mampu lakukan apapun telah ia korbankan, demi izzah dienullah rela ia pertaruhkan jiwa dan raganya untuk sebuah kemuliaan sampai ajal menjemput kesyahidan. semangatnya yang menggelora mengalahkan kelelahan fisik, meski tubuh berbalut luka, meski ia berjalan tertatih namun dia berusaha tegar dan bangkit, tangannya yang terluka berlumuran darah itu tetap kokoh mencengkeram batu-batu yang siap dilemparkan untuk membunuh kesombongan dan keangkuhan sang Makar Durjana.
Wahai saudaraku, dibelahan bumi utara dan selatan timur dan barat tidakkah kalian turut merasakan derita apa yang saudara-saudaramu alami nun jauh disana. apakah sudah sedemikian bekunya jiwa dan hati kalian terkubur dan tenggelam ditelan penyakit wahn.apakah dunia begitu mudah melenakanmu dan lupa akan perjumpaanmu pada hari akhir???. duhai saudaraku masih adakah setetes kasih kepedulian dengan berbuat sebisa yang kalian bisa lakukan!, berbuatlah saudaraku!. jikalau disana mereka telah serahkan harta dan jiwanya untuk sebuah janji kemuliaan. lalu apa yang kalian bisa dan telah serahkan untuk kehidupan yang penuh kekekalan nanti???
Paling tidak warisilah semangat mereka, kesahajaan mereka, keberanian mereka, ketegaran mereka, karena sesungguhnya mereka tengah mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita berjuang.